Kamis, Januari 01, 2009

kenangan di papua

aSEKILAS TENTANG KOTA PAPUA

Sebuah pengalaman baru yang tidak dapat terlupakan ketika saya menginjakkan kaki pertama kali di kota Papua, tepatnya di kota Manokwari. Manokwari yang merupakan bagian dari provinsi Papua Barat yang terletak di ujung Negara bagian timur, ya ini adalah kota yang mempunya julukan kota injil atau juga burung cendrawasih. Entah apa yang saya rasakan pertama kali haru mungkin atau juga bahagia karena jarang juga orang yang mempuanyai kesempatan untuk berkunjung ke kota ini. Jadi, saya termasuk orang yang beruntung.
Pertama kali kuunjikkan kaki di sini tepat tanggal 10 Oktober 2008, sekitar hamper tiga bulan aku di sini. Sekarang tanggal 1 januari 2009 jadi setidaknya sembilan hari lagi tepat tiga bulan aku di sini, di kota Papua Barat. Aku mendapat kesempatan tinggal di sini selama satu tahun itu adalah berdasarkan kontrak yang tertulis di sebuah lembaga bimbingan belajar yang sudah bertaraf nasional dengan 687 cabang di seluruh tanah air Indonesia. Jadi, setiap provinsi setidaknya ada lima sampai 30 cabang. Lembaga itu adalah PRIMAGAMA.
PRIMAGAMA yang menghantar aku di kota ini, dengan harga tiket yang cukup mahal aku bisa melancong ke kota ini. Orang belum kenal betul wilayah timur Indonesia seperti papua ini, maka image yang akan terkontruksi di otaknya dalah bahwa papua adalah kota yang tertinggal dan jauh sekali peradaban. Kota yang tertinggal… eiiiiiiiiiiit , mengapa aku dari tadi menyebutnya ini adalah kota? Itu berdasarkan prespektif saya pribadi bahwa di sini bisa juga di sebut kota karena sudah ada fasilitas yang mendukung kehidupan masyarakat seperti pasar, mall atau supermarket, jalan yang rata atau halus dan beraspal. Selain itu, kota ini bersih dan rapi penataannya. Jika Anda percaya bahwa di sini penataan rumahnya seperti di Negara Amerika, rumahnya sangat sederhana tidak berpagar tembok, halaman yang luas dengan rumput yang menghijau dan fasilitas mobil, pesawat televise dunia, dan ketuka saya melihat bahwa banyak wilayah kota yang bagus penataannya.
Di sini saya mengajar bahasa Indonesia dari kelas 4 SD sampai 12 SMA , ya dikarenakan bahasa Indonesia masuk dalam pelajaran yang di-UAN-kan. Selama mengajar banyak pengalaman yang unik juga di sini misalanya dalam hal berkomunikasi yakni berbahasa lisan.
Perlu diketahui bahwa masyarakat disini suka seenaknya menyingkat-singkat kata,misalanya punya menjadi “pu” pergi jadi “pi” kau/ kamu menjadi “Ko”. Jadi cukup kesulitan dalam proses belajar pada awalnya, siswa suka bertanya dengan bahasa mereka dan saya belum begitu paham untuk mencernanya. Dalam kalimat misalnya:
a. kopi mana ? artinya kau pergi ke mana?
b. Saputangan basah. Saya punya tangn basah.
c. Sapi pasar. Saya pergi ke pasar.
d. Sapi main bola. Saya pergi main bola.
e. Sapu barang tara laku artinnya saya punya barang tidak laku-laku.
f. Tempo, artinya cepat/ lekas
g. Sebentar waktu. Artinya tunggu sebentar
Itu adalah sebagain kecil dari bahasa di daerah Papua Barat bagian Manokwari, Sorong dan Biak. Kemungkinan hamper sama untuk setiap wilayah Papua Barat seperti Wamena, Timika, Fak-Fak, Raja Ampat.

Jika anda ingin berkunjung ke sini sebaiknya anda untuk mencari tahu dulu bagaimana letak geografis yang akan anda tuju, misalany di kota sorong, kota yang sedang saya tempati saat ini. Kota ini cukup padat dengan jumlah ruas jalan yang ramai dan kepadatan penduduk dapat dilihat dari tata kota/ wilayah kota yang padat. Penduduk disini juga sebagian dari pendatang, misalnya Ambon, Makasar Manado, Jawa Timur, Semarang Madiun Pati, kudus, Demak dan daerah jawa wilayah Jawa bagian timur. Untuk orang jawa sebagian besar mereka berdagang baik di pasar tradisional maupun jualan nasi di pinggir jalan (rumah makan tenda).
Mengenai masyarakat kota sorong sebagian besar beragama nasrani/ Kristen bisa jadi hampir 75 % nasrani dan Kristen dan 25% Islam, Hindu, dan Budha. Data ini bersarkan pengamatan atau survey yang saya lakukan di kota sorong, untuk penguat data dapat dilihat ke dinas pendudukan. Papua adalah kota yang memilki penduduk yang keras. Mengapa saya sebut keras karena ketika terjadi permasalahan suku biasanya yang menjadi korban adalah warga pendatang. Pernah terjadi kerusuhan dikarenakan ada penduduk papua yang mati terbunuh akibat tabrak lari, yang menjadi sasaran adalah warga pendatang. Rumah makan tenda di babat habis dengan dirusak oleh penduduk asli. Dan mereka baiasanya merusak pertokoan dan tempat tempat perdagaangan yang lokasi berada di pinggir jalan.
Selajutnya saol tradisi minuman kers di sini sudah biasa. Minuman secara bebas dijual di ruko-ruko. Selain itu merka baisa minum-minum di temapt bebas tanpa ada sebauh larangan. Selain itu ada tepat area wajib kondom!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Di daerah malanu Sorong Timur sebuah tempat lokalisasi yang menjajakan sek. Kehidupan malam digelar di sana.

Tidak ada komentar:

Mengenai Saya

nama lengkap saya muhhamad rojaki styo projo, lahir di lampung 7 desember 1983. saat ini sedang menempuh pendidikan di yogyakarta state university. education of indonesian language. tepatnya pendidikan bahasa dan sastra indonesia angkatan 2004. alumnus smansa pagela tercinta .. mencintai smansa sampai akhir hayat.. insya Allah ..amien