Jumat, Agustus 01, 2008

MENGAKRABKAN SISWA DENGAN KARYA SASTRA

Pengajaran sastra di sekolah bukanlah pengajaran tentang teori-teori sastra yang kaku dan membosankan siswa. Dalam membahas karya sastra yang sebenarnya, teori tentang sastra dapat disambilkan, misalnya teori tentang alur, penokohan, dan setting dalam cerpen atau novel. Yang penting dalam pembelajaran sastra yaitu bagaimana caranya agar siswa dapat mengapresiasikan suatu karya sastra.

Dalam pelajaran sastra, yang diutamakan ialah pemahaman siswa atas karya itu, penghayatan atas isinya, ketertarikan akan jalan ceritanya, serta pendalaman karya sastra itu secara keseluruhannya.

Pengajar sastra harus dapat membuat siswa menjadi orang yang dapat menikmati karya sastra, sehingga siswa selalu ingin bergaul dengan karya sastra.

Salah satu upaya menumbuhkan minat akan karya sastra terhadap siswa, Sabtu, 7 Juni 2008, seluruh siswa kelas VII dan VIII menonton pertunjukkan teater. Teater yang berjudul Zero ini diselenggarakan oleh Teater Mandiri, asuhan sastrawan Putu Wijaya. Menariknya lagi, salah satu siswa kelas VIII, Ibnu Wardani turut berperan dalam teater tersebut.

Teater yang dipertunjukkan sama sekali tidak mengandung dialog, hanya gerak tubuh dan latar yang menggambarkan suatu kejadian sebagai pendukung gerakan. Sarat akan simbol memang. Tetapi, hal itu tidak membuat siswa jenuh, justru mereka dituntut berpikir, nilai moral apa yang ingin disampaikan pengarang.

Di akhir pertunjukkan, semua siswa mengikuti diskusi kecil dengan pengarangnya, Putu Wijaya, sekedar menyamakan persepsi bahwa pertujukkan tadi mengenai Indonesia dari mulai merdeka hinga sekarang. Dan beberapa peristiwa yang menghiasi perkembangan zaman Indonesia. Gambaran Indonesia selama ini.

Kegiatan menonton pementasan teater secara langsung seperti ini, diharapkan dapat memberikan sesuatu pendidikan secara utuh bagi diri siswa, diantaranya membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, pengembangan cipta, rasa, dan menunjang pembentukan watak.

Sebab sastra adalah hasil dari kenyataan hidup manusia itu sendiri. Dunia sastra tercipta dari hasil plagiat kehidupan manusia. Dan sastra merupakan media yang kekal dalam menyimpan memori kehidupan manusia dari dulu hingga hari akhir dunia. Hanya saja, dunia sastra selalu berhasil menyuguhkan dunia lain dari dunia nyata manusia. Dengan gayanya yang halus dan penuh teka-teki sehingga sastra meninggalkan simbol-simbol yang jika bisa dipecahkan oleh manusia maka manusia dapat menemukan cermin dirinya itu.

Selain itu, pada dasarnya, pengajaran sastra adalah pembelajaran apresiasi sastra. Tujuan utama pembelajaran sastra yaitu memberikan kesempatan pada siswa untuk memperoleh pengalaman sastra, dengan sasaran akhir mampu mengapresiasi cipta sastra. Melatih mempertajam perasaan, penalaran, dan daya khayal siswa, serta menumbuhkan kepekaan terhadap masyarakat, budaya, dan lingkungan hidup.

Tidak ada komentar:

Mengenai Saya

nama lengkap saya muhhamad rojaki styo projo, lahir di lampung 7 desember 1983. saat ini sedang menempuh pendidikan di yogyakarta state university. education of indonesian language. tepatnya pendidikan bahasa dan sastra indonesia angkatan 2004. alumnus smansa pagela tercinta .. mencintai smansa sampai akhir hayat.. insya Allah ..amien